Fenomena
Pelangi
Lalu Bagaimanakah Proses terjadinya
Pelangi ?
Apa saja Ilmu/Konsep Fisika dalam
Proses Terjadinya Pelangi ?
Proses terjadinya Pelangi dapat kita
tinjau dari materi fisika yaitu Optik atau cahaya. Beberapa konsep fisika yang
berhubungan dengan proses terjadinya pelangi antara lain pembiasan,
pemantulan, dispersi cahaya dan spektrum gelombang elektromagnetik yang
diwujudkan berupa warna cahaya pada pelangi.
Pelangi merupakan satu-satunya
gelombang elektromagnetik yang dapat oleh lihat mata manusia. Pelangi adalah
gejala optik dan meteorologi yang terjadi sacara alamiah dalam atmosfir bumi
serta melibatkan cahaya matahari, pengamat dan tetesan air hujan.
Jika ada cahaya matahari yang
bersinar setelah hujan berhenti, maka cahaya tersebut akan menembus tetesan air
hujan di udara. Udara dan tetesan air hujan memiliki kerapatan yang berbeda,
sehingga ketika cahaya matahari merambat dari udara ke tetesan air hujan akan
mengalami pembelokkan arah rambat cahaya (pembiasan cahaya).
Cahaya matahari merupakan sinar
polikromatik, saat masuk ke dalam tetesan air hujan akan diuraikan menjadi
warna-warna monokromatik yang memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda.
Cahaya matahari yang telah terurai menjadi warna monokromatik sebagian akan
mengalami pemantulan saat mengenai dinding tetesan air hujan dan sebagian
lainnya akan menembus ke luar tetesan air hujan.
Masing-masing gelombang cahaya
monokromatik tersebut akan mengalami pembiasan cahaya saat keluar ari tetesan
air hujan dan arah pembiasannya akan berbeda-beda, tergantung pada warnanya.
Pembiasan ini terjadi karena cahaya mengalami perubahan indeks media dari udara
ke air. Ketika sinar dihantarkan kembali ke permukaan belakang tetesan
air,hampir seluruhnya dibiaskan dan keluar dari tetesan air
Warna-warna monokromatik yang keluar
dari tetesan air hujan mempunyai panjang gelombang yang berada dalam rentang
400 – 700 nm. Pada rentang 400 – 700 nm, gelombang cahaya yang dapat dilihat
oleh mata manusia ialah gelombang yang mempunyai gradasi warna merah sampai
ungu. Gradasi warna tersebut diasumsikan sebagai warna merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Susunan gradasi warna tersebut kita
namakan sebagai pelangi.
Ketika kita melihat warna-warna ini
pada pelangi, kita akan melihatnya tersusun dengan dengan merah di paling atas
dan warna ungu di paling bawah. Skema terjadinya pelangi lihat pada gambar
dibawah ini !
Gambar
Ilustrasi sudut Pelangi
Saat kita melihat pelangi, daerah di
bawah pelangi akan terlihat lebih terang jika dibandingkan dengan daerah
lainnya di sekitar pelangi. Daerah yang terlihat lebih terang tersebut
dinamakan daerah terang pelangi.
Ada dua hal yang menyebabkan daerah
terang pelangi terlihat lebih terang dibandingkan daerah lainnya, yaitu;
- Cahaya matahari yang masuk ke tetesan air hujan yang menimbulkan pelangi pertama mempunyai intensitas cahaya matahari yang paling besar.
- Pada proses pembentukan pelangi pertama, saat berada dalam tetesan air hujan, cahaya matahari hanya mengalami satu kali proses pemantulan cahaya, sehingga energi yang terserap oleh tetesan air hujan masih cukup banyak.
Proses
terjadinya pelangi melalui pembiasan, pemantulan dan dispersi cahaya secara
matematis dapat dijelaskan sebagai berikut
Gambar
Ilustrasi sudut Pelangi
sumber
: http://pakgurufisika.blogspot.co.id/2015/09/fenomena-pelangi-bukti-keindahan-fisika.htm
0 komentar:
Posting Komentar